Jumat, 17 Oktober 2008

Prostitusi Siswi SMU Kian Marak

“Saya Bukan Pelacur, Hanya Cari Kesenangan”
KABAR tak sedap belakangan kini beredar di Balikpapan. Katanya, prostitusi terselubung yang melibatkan anak baru gede (ABG) usia sekolah, kini semakin marak. Nyaris tak berbeda dengan kota-kota besar, praktek bisnis pramunikmat ini juga ditengahi oleh muncikari, alias germo.

Untuk membuktikannya, Kaltim Post melakukan investigasi selama sepekan terakhir. Hasilnya? Sungguh mencengangkan! Yang selama ini dianggap hanya rumor, ternyata memang fakta.

Salah satu pekerja seks komersial (PSK) yang juga siswa SMA swasta Balikpapan, sebut saja Cinta, berhasil ditemui Harian ini di sebuah kamar pada salah satu hotel di bilangan Gunung Malang, Balikpapan, Minggu (3/8) pagi lalu. Itupun harus melalui proses penyamaran sebagai seorang calon pelanggan. Berikut petikan wawancaranya.

Wartawan : Hai Cinta, kok lama banget datangnya. Tadi kan janjinya jam 10.00. Kok munculnya jam segini (12.30.Red).

Cinta : Sorry, sorry, tadi susah nyari alasan keluar. Kebetulan ada paman sama kakak di rumah. Tadi aja hampir saya batalkan. Kalau ketahuan bisa digantung aku. Makanya aku datang nggak dandan dulu. Bajunya juga kaos oblong sama celana pendek aja. Nggak apa-apa ‘kan?

Wartawan : Eh, ngomong-ngomong kamu kelas berapa sekarang?

Cinta : Kelas dua, kalau umur masih jalan 16 tahun.

Wartawan : Tadi katanya susah keluar. Kota nekat datang?

Cinta : Katanya Mas (menyebut nama germo) bayarannya bagus. Kebetulan juga saya lagi cekat. Sebenarnya kalau saya lagi ada uang, nggak bakal saya mau.

Wartawan : Orangtua kamu memangnya nggak ngasi duit?

Cinta : Dikasih sih, tapi seadanya. Soalnya mama cuma buka warung biasa. Kalau bapak sudah lama meninggal.

Wartawan : Pendapatan kamu memangnya berapa dari setiap layani tamu?

Cinta : Standarnya sih Rp 400.000 untuk short time. Tapi kalau ada bos-bos dari Jakarta biasa ngasih sampai sejuta lebih. Long time saya nggak mau, karena nggak bisa lama-lama di luar rumah. Saya juga nggak bisa keluar malam. Takut dimarahin orang rumah.

Wartawan : Sering nggak ?

Cinta : Terus terang yah, saya kayak gini baru 6 bulanan. Saya layani tamu paling banyak 2 kali sebulan. Saya juga milih-milih. Kalau bisa yang masih muda, bersih, dan rapi penampilannya. Yang penting uangnya bagus juga. Ha ha ha.

Wartawan : Bagaimana caranya dapat tamu?

Cinta : Rata-rata dikenalin sama Mas (germo). Kalau sudah kenal, biasanya langsung saja menelpon saya.

Wartawan : Kenapa kamu sampai mau melacur?

Cinta : Jangan sebut saya pelacur! Saya ini bukan pelacur. Tapi cuma mau kesenangan di luar rumah.

Wartawan : Maaf. Jangan tersinggung yah.

Cinta : Nggak apa-apa kok. Ceritanya gini, waktu masih kelas 1 SMA, saya pacaran sama (menyebut instansi keamanan). Selama pacaran, dia selalu niduri saya. Setelah itu, saya diputusin, terus dicuekin. Rasanya frustasi, streslah pokoknya. Lama-lama ada teman sekolah yang nawarin ikut om om. Ternyata asyik kalau punya uang banyak. Lagi pula, saya sudah terlanjur tidak perawan lagi.

Wartawan : Selain kamu, masih ada nggak teman sekolahmu yang bisa dibooking?

Cinta : Wah, banyak. Di sekolah saya juga ada. Saya panggilkan teman di sekolah lain juga bisa. Banyak aja kok. Mintanya rata-rata Rp 500.000 short time.

Wartawan : Kamu pernah nggak di-booking pejabat lokal?

Cinta : Saya nggak tahu sih siapa saja pejabat di sini. Pokoknya pesan, saya kebetulan bisa keluar, bayarnya bagus, ayo.

Wartawan : Uangnya buat apa?

Cinta : Yah buat belanjalah. Ganti handphpne, beli baju, atau traktir teman.

Wartawan : Nggak takut dosa?

Cinta : Umm, gimana yah.

Wartawan : Nggak takut hamil atau kena penyakit kelamin?

Cinta : ‘kan ada kondom. Lagi pula, saya selalu cek kesehatan 3 minggu sekali di puskesmas.

Tidak ada komentar: